Kiper Timnas Prancis U-17, Paul Argney menjadi pahlawan dalam kemenangan atas Senegal melalui adu penalti pada babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium, Jakarta Utara, Rabu (22/22/2023) malam WIB. Berkat aksinya menggagalkan eksekusi penalti penendang kedua Senegal, Daouda Diong, Les Bleus Muda menang 5-3 dalam adu penalti. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Kiper Timnas Prancis U-17, Paul Argney menandatangani jersey yang dibawa oleh penonton setelah mengalahkan Timnas Amerika Serikat U-17 dengan skor 3-0 pada laga Grup E Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium, Jakarta, Sabtu (18/11/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Pelatih Timnas Prancis U-17, Jean Luc Vannuchi (kanan) berdiskusi dengan salah satu tim pelatihnya melakukan latihan di bawah hujan jelang laga final Piala Dunia U-17 2023 melawan Timnas Jerman U-17 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/11/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
U-17 World Cup: U-17 French Team
The French Timnas footballer U-17 photographed together before the game semi final World Cup U-17 in Manahan Stadium, Solo, Central Java, Tuesday (28/11/2023). ANTARA PHOTO/Mohammad Ayudha/foc.
The caption is automatically translated by application. Click here for the Bahasa Indonesia version.
U-17 World Cup: U-17 French Team
The French Timnas baller U-17 sings a national dance song before the game semi final World Cup U-17 against the Mali U-17 Team at the Manahan Stadium, Solo, Central Java, Tuesday (28/11/2023). ANTARA PHOTO/Mohammad Ayudha/foc.
The caption is automatically translated by application. Click here for the Bahasa Indonesia version.
Argney mengikuti seleksi pemain U-16 bersama 82 pemain lainnya. Ia pun dinyatakan lolos sebagai salah satu penjaga gawang terbaik dalam seleksi tersebut.
Talentanya kemudian mulai tercium oleh klub League 1 Le Havre AC. Klub itu merupakan salah satu klub tertua di Prancis dengan akademinya disebut salah satu yang sukses di Prancis.
Akademi Le Havre telah mengorbitkan sejumlah pemain bintang Prancis seperti Riyad Mahrez, Lassana Diarra, Dimitri Payet, Steve Mandanda, Carlos Kameni, hingga Paul Pogba.
Dalam sebuah laporan, bahkan talenta Paul Argney sudah dibidik Le Havre sejak usianya baru 12 tahun. Sayangnya saat itu keluarga memilih Argney untuk menimba ilmu di sekolah sepak bola perguruan tinggi Brecey.
Pada masa-masa itu, Paul Argney tak tanggung membuktikan kapasitasnya sebagai kiper. Ia berhasil menjadi kiper terbaik dalam kompetisi elit junior Prancis, Gardien du Tournoi National U17 Mahmoud Tiarci.
Jangan lewatkan kesempatan langka untuk menyaksikan bakat muda beraksi. Beli tiketmu sekarang dan bersama BNI, bagikan kebanggaan #BNIGlobalReachIndonesianPride di setiap permainan yang menegangkan.
Kapten Timnas Prancis U-17, Joachim Kayi Sanda, belajar banyak dari perhelatan Piala Dunia U-17 2023. Dia merasa bermain di Indonesia membuatnya lebih dewasa.
Prancis berhasil melaju ke final Piala Dunia U-17 usai menundukkan Mali di Stadion Manahan, Solo, Selasa (28/11/2023) malam WIB. Les Bleus menang tipis 2-1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mali unggul lebih dulu lewat gol Ibrahim Diarra di babak pertama. Prancis membalikkan keadaan di paruh kedua via gol Yvann Titi dan Ismail Bouneb.
Di partai final, Prancis sudah ditunggu Jerman yang melaju usai menaklukkan Argentina dalam adu penalti. Laga dijadwalkan pada Sabtu (2/12) di Stadion Manahan.
Duel Jerman vs Prancis menjadi laga ulangan partai final Piala Eropa U-17 bulan Juli lalu. Jerman saat itu keluar sebagai juara usai menang adu penalti 5-4.
Laga final Piala Dunia U-17 2023 diprediksi berjalan ketat, mengingat Jerman dan Prancis sama-sama belum terkalahkan dari fase grup. Prancis bahkan baru kebobolan sekali hingga jelang partai puncak.
Joachim Kayi Sanda menyebut Prancis U-17 semakin dewasa dan cerdas di tiap pertandingan Piala Dunia U-17. Bek 16 tahun ini tak menampik pengalaman main di Indonesia bisa menjadi bekal baginya dalam meniti karier di masa depan.
"Bermain di Piala Dunia berarti menjalani pengalaman tingkat tinggi. Kami mencerna perbedaan waktu (6 jam lebih lama dibandingkan di Prancis) dan kami harus beradaptasi dengan iklim yang berbeda, lebih lembab, lebih berat dibandingkan di Eropa," kata Sanda dalam laman Federasi Sepakbola Prancis (FFF).
"Pengalaman ini akan bermanfaat bagi kami di masa depan. Bisa jadi kami kelak berkesempatan untuk merasakan kompetisi besar lainnya," dia menambahkan.
"Kami bertumbuh setiap hari namun di sini, secara pribadi, saya mengalami kedewasaan yang belum tentu saya miliki sebelumnya. Tim mampu menjadi cerdas dalam pertandingan tertentu, belajar menjaga skor bila diperlukan. Kami belajar menjadi kuat."
Sanda juga tak melupakan momen paling berkesan yang dirasakannya di Piala Dunia U-17 2023. Pemain klub Ligue 2 Valenciennes FC tersebut amat kagum dengan atmosfer penonton pada laga perdana Prancis di Jakarta.
"Penonton di stadion pertama di Jakarta. Ada banyak orang, sekitar 15.000 orang. Suasananya luar biasa. Kami sadar bedanya dengan pertandingan klub kami. Kami tidak akan pernah melupakannya," Joachim Kayi Sanda mengungkapkan.